Suspensi
adalah sediaan cair yang mengandung bahan obat padat dalam halus dan tidak
larut, yang terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus,
tidak boleh cepat mengendap, dan bila di kocok perlahan-lahan, endapan harus
terdispersi kembali. Dapat di tambahkan zat tambahan untuk menjamin stabilitas
suspensi tetapi kekentalan suspensi harus menjamin sediaan mudah di kocok dan
di tuang.
Suspensi
terbagi atas beberapa jenis antara lain suspensi oral, suspensi topikal,
suspensi tetes telinga, suspensi optalmik, suspensi untuk injeksi, dan suspensi
untuk injeksi kontinyu. Suspensi oral merupakan sediaan cair yang mengandung
partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan yang sesuai dan
ditujukan untuk penggunaan oral. Suspensi topikal merupakan sediaan cair
mengandung partikel padat terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukan untuk
penggunaan pada kulit. Suspensi tetes telinga sediaan cair mengandung partikel
halus yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar. Suspensi
optalmik merupakan sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang
terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata.
Suspensi untuk injeksi merupakan sediaan berupa suspensi serbuk dalam
medium cair yang sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau kedalam
saluran spinal. Sedangkan suspensi untuk injeksi kontinyu merupakan sediaan
padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang
memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan
pembawa yang sesuai.
Suatu
sediaan suspensi memiliki komposisi antara lain zat aktif, bahan terdispersi,
zat pensuspensi, dan pendispersi. Zat aktif adalah zat yang dapat memberikan
efek terapeutik. Bahan terdispersi adalah bahan cair yang tidak larut maupun
bercampur dengan cairan dari fase pendispersi. Zat pensuspensi adalah bahan
yang digunakan untuk memperlambat penggumpalan sehingga keseragaman dosis dapat
diukur untuk mencegah terjadinya kekerasan dan zat pengembang. Sedangkan
pendispersi adalah bahan padat yang tidak larut dalam medium dispersi.
Pada
pembuatan suspensi terdapat 2 metode pembuatan yaitu metode dispersi dan metode
pengendapan. Metode dispersi digunakan untuk pembuatan suspensi, pembawa harus
diformulasi hingga fase padat dengan mudah dibasahi dan didispersikan,
surfaktan dapat digunakan untuk menjamin pembahasan zat padat hidrofobik dengan
seragam. Metode pengendapan terbagi atas beberapa jenis antara lain:
û Pengendapan
pelarut organik
Obat-obat yang tidak
larut dalam air dapat diendapkan dengan melarutkan dalam pelarut-pelarut
organik yang bercampur dengan air, kemudian menambah fase organik ke air murni
dibawah kondisi standar.
û Pengendapan
yang dipengaruhi oleh pil medium
Metode ini bisa jadi lebih membentu
dan tidakmenimbulkan kesulitan yang serupa dengan endapan pelarut organik.
Tetapi tehnik ini hanya dapat diterapkan pada obat-oabt yang kelarutannya
tergantung terhadap harga ph.
û Penguraian
rangkap
Pembuatan suspensi
dengan penguraian ganda hanya melibatkan proses kimia yang sederhana.
Syarat-syarat
suspensi yang baik anatara lain zat terdispersi harus halus dan tidak boleh
mengendap, jika dikocok harus segera terdispersi kembali, dapat mengandung zat
tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi, kekentalan suspensi tidak boleh
terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang, serta karakteristik
suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari suspensoid tetap
agak konstan untuk yang lama pada penyimpanan.
Karakteristik
suspensi yang ideal antara lain partikel yang terdispersi harus mempunyai
ukuran yang sama sehingga tidak cepat mengendap dibawah, endapan yang terjadi
tidak membentuk cake yang keras, mudah didispersikan kembali sehingga
memudahkan penggunaan pada pasien, produk harus mudah dituang, nyaman digunakan
dan tahan terhadap serangan mikroba.
Stabilitas
suspensi adalah keadaan suspensi dimana mencegah terjadinya pengumpalan
suspensi. Jika pada suspensi, dimana proses sedimentasi tidak dapat dicegah,
maka dipilih suatu bahan pendispersi dengan sifat rheologis tertentu, yang
tidak memungkinkan turunnya setiap partikel terdispersi. Artinya diupayakan
agar proses sedimentasi ataupun proses lain yang dapat mempengaruhi homogenitas
sediaan, seperti aglomerasi, flotasi dan flokulasi, dapat dihambat. Hal itu
dapat diatasi dengan penambahan stabilisator, yang mempertinggi viskositas
sediaan. Akan tetapi daya alir suspensi (terutama pada suspensi per oral) tetap
dipertahankan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi
antara lain:
û Ukuran
Partikel
Ukuran
partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya
tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel
merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan antar luas
penampang dengan daya tekan keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin
besar ukuran partikel maka semakin kecil luas penampangnya.
û Kekentalan /
Viskositas
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi
pula kecepatan aliran dari cairan tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan
alirannya makin turun (kecil).
û Jumlah Partikel
/ Konsentrasi
Apabila didalam suatu ruangan berisi
partikel dalam jumlah besar, maka partikel tersebut akan susah melakukan
gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut. Benturan
itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu
makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan
partikel dalam waktu yang singkat.
û Sifat / Muatan
Partikel
Dalam suatu
suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan yang
sifatnya tidak terlalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi
antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan
tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alami, maka kita
tidak dapat mempengruhi. Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan
pertolongan mixer, homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas
fase eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang dapat larut
kedalam cairan tersebut. Bahan-bahan pengental ini sering disebut sebagai
suspending agent (bahan pensuspensi),
umumnya besifat mudah berkembang dalam air (hidrokoloid).
Seperti
sediaan yang lainnya, suspensi juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun
kelebihan dari suspensi antara lain:
û Baik
digunakan untuk pasien yang sukar menerima tablet / kapsul, terutama anak-anak.
û Memiliki
homogenitas tinggi.
û Lebih
mudah diabsorpsi daripada tablet / kapsul (karena luas permukaan kontak antara
zat aktif dan saluran cerna meningkat).
û Dapat
menutupi rasa tidak enak / pahit dari obat.
û Mengurangi
penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air.
Sedangkan kekurangan dari suspensi
antara lain:
û Memiliki
kestabilan yang rendah (pertumbuhan kristal (jika jenuh), degradasi, dll).
û Jika
membentuk “cacking” akan sulit terdispersi kembali sehingga homogenitasnya akan
menurun.
û Aliran
yang terlalu kental menyebabkan sediaan sukar dituang.
û Ketetapan
dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan larutan.
û Pada
saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi (cacking,
flokulasi-deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi / perubahan temperatur.
û Sediaan
suspensi harus cocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang diinginkan.
Untuk pengemasan
dan penyimpanan suspensi, semua suspensi harus dikemas dalam wadah mulut lebar
yang mempunyai ruang udara yang memadai diatas cairan sehingga dapat dikocok
dan mudah dituang. Kebanyakan suspensi harus disimpan dalam wadah yang tertutup
rapat dan terlindung dari pembekuan, panas yang berlebih, dan cahaya. Suspensi
perlu dikocok setiap kali sebelum digunakan untuk menjamin distribusi zat padat
yang merata dalam pembawa sehingga dosis yang diberikan tepat dan seragam.