Kamis, 02 Februari 2012

Suspensi


Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung bahan obat padat dalam halus dan tidak larut, yang terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus, tidak boleh cepat mengendap, dan bila di kocok perlahan-lahan, endapan harus terdispersi kembali. Dapat di tambahkan zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi tetapi kekentalan suspensi harus menjamin sediaan mudah di kocok dan di tuang.
Suspensi terbagi atas beberapa jenis antara lain suspensi oral, suspensi topikal, suspensi tetes telinga, suspensi optalmik, suspensi untuk injeksi, dan suspensi untuk injeksi kontinyu. Suspensi oral merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan oral. Suspensi topikal merupakan sediaan cair mengandung partikel padat terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit. Suspensi tetes telinga sediaan cair mengandung partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar. Suspensi optalmik merupakan sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata. Suspensi untuk injeksi merupakan sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau kedalam saluran spinal. Sedangkan suspensi untuk injeksi kontinyu merupakan sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.
Suatu sediaan suspensi memiliki komposisi antara lain zat aktif, bahan terdispersi, zat pensuspensi, dan pendispersi. Zat aktif adalah zat yang dapat memberikan efek terapeutik. Bahan terdispersi adalah bahan cair yang tidak larut maupun bercampur dengan cairan dari fase pendispersi. Zat pensuspensi adalah bahan yang digunakan untuk memperlambat penggumpalan sehingga keseragaman dosis dapat diukur untuk mencegah terjadinya kekerasan dan zat pengembang. Sedangkan pendispersi adalah bahan padat yang tidak larut dalam medium dispersi.
Pada pembuatan suspensi terdapat 2 metode pembuatan yaitu metode dispersi dan metode pengendapan. Metode dispersi digunakan untuk pembuatan suspensi, pembawa harus diformulasi hingga fase padat dengan mudah dibasahi dan didispersikan, surfaktan dapat digunakan untuk menjamin pembahasan zat padat hidrofobik dengan seragam. Metode pengendapan terbagi atas beberapa jenis antara lain:
û  Pengendapan pelarut organik
Obat-obat yang tidak larut dalam air dapat diendapkan dengan melarutkan dalam pelarut-pelarut organik yang bercampur dengan air, kemudian menambah fase organik ke air murni dibawah kondisi standar.


û  Pengendapan yang dipengaruhi oleh pil medium
Metode ini bisa jadi lebih membentu dan tidakmenimbulkan kesulitan yang serupa dengan endapan pelarut organik. Tetapi tehnik ini hanya dapat diterapkan pada obat-oabt yang kelarutannya tergantung terhadap harga ph.
û  Penguraian rangkap
Pembuatan suspensi dengan penguraian ganda hanya melibatkan proses kimia yang sederhana.
Syarat-syarat suspensi yang baik anatara lain zat terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap, jika dikocok harus segera terdispersi kembali, dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi, kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang, serta karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari suspensoid tetap agak konstan untuk yang lama pada penyimpanan.
Karakteristik suspensi yang ideal antara lain partikel yang terdispersi harus mempunyai ukuran yang sama sehingga tidak cepat mengendap dibawah, endapan yang terjadi tidak membentuk cake yang keras, mudah didispersikan kembali sehingga memudahkan penggunaan pada pasien, produk harus mudah dituang, nyaman digunakan dan tahan terhadap serangan mikroba.
Stabilitas suspensi adalah keadaan suspensi dimana mencegah terjadinya pengumpalan suspensi. Jika pada suspensi, dimana proses sedimentasi tidak dapat dicegah, maka dipilih suatu bahan pendispersi dengan sifat rheologis tertentu, yang tidak memungkinkan turunnya setiap partikel terdispersi. Artinya diupayakan agar proses sedimentasi ataupun proses lain yang dapat mempengaruhi homogenitas sediaan, seperti aglomerasi, flotasi dan flokulasi, dapat dihambat. Hal itu dapat diatasi dengan penambahan stabilisator, yang mempertinggi viskositas sediaan. Akan tetapi daya alir suspensi (terutama pada suspensi per oral) tetap dipertahankan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi antara lain:
û  Ukuran Partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan antar luas penampang dengan daya tekan keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran partikel maka semakin kecil luas penampangnya.
û  Kekentalan / Viskositas
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun (kecil).
û  Jumlah Partikel / Konsentrasi
Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut. Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam waktu yang singkat.
û  Sifat / Muatan Partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak terlalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alami, maka kita tidak dapat mempengruhi. Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan mixer, homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang dapat larut kedalam cairan tersebut. Bahan-bahan pengental ini sering disebut sebagai suspending  agent (bahan pensuspensi), umumnya besifat mudah berkembang dalam air (hidrokoloid).
Seperti sediaan yang lainnya, suspensi juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dari suspensi antara lain:
û  Baik digunakan untuk pasien yang sukar menerima tablet / kapsul, terutama anak-anak.
û  Memiliki homogenitas tinggi.
û  Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet / kapsul (karena luas permukaan kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat).
û  Dapat menutupi rasa tidak enak / pahit dari obat.
û  Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air.
Sedangkan kekurangan dari suspensi antara lain:
û  Memiliki kestabilan yang rendah (pertumbuhan kristal (jika jenuh), degradasi, dll).
û  Jika membentuk “cacking” akan sulit terdispersi kembali sehingga homogenitasnya akan menurun.
û  Aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sukar dituang.
û  Ketetapan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan larutan.
û  Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi (cacking, flokulasi-deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi / perubahan temperatur.
û  Sediaan suspensi harus cocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang diinginkan.
Untuk pengemasan dan penyimpanan suspensi, semua suspensi harus dikemas dalam wadah mulut lebar yang mempunyai ruang udara yang memadai diatas cairan sehingga dapat dikocok dan mudah dituang. Kebanyakan suspensi harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan terlindung dari pembekuan, panas yang berlebih, dan cahaya. Suspensi perlu dikocok setiap kali sebelum digunakan untuk menjamin distribusi zat padat yang merata dalam pembawa sehingga dosis yang diberikan tepat dan seragam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar